BELAJAR BERDOA
Bila ada
yang bertanya kepada saya dulu, sebelum mendapat panggilan Tuhan, “Bisakah
saudara Heldin berdoa?” Dengan cepat saja saya menjawab, “Bisa.”
Memang
sejak kecil pun saya sudah bisa berdoa walaupun saya tidak yakin apakah doa
yang saya ucapkan itu benar atau tidak. Saya tidak yakin apakah doa saya itu
berkenan di hadapan Tuhan atau tidak.
Bila kemudian ada
pertanyaan, “Apakah saudara Heldin tahu berdoa?” Saya akan dengan yakin menjawab,
“Saya tidak tahu berdoa. ”Saya harus dengan jujur mengakui, dan saya pun
percaya dengan Firman Tuhan yang disampaikan melalui rasul Paulus: “…..sebab kita
tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita
kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan” (Roma 8:26).
Berdasarkan
firman Tuhan ini jelas bahwa kita tidak tahu berdoa, tetapi Roh Kristuslah yang
berdoa untuk kita. Oleh karena itu kita sebaiknya belajar berdoa. Seperti para
murid Yesus yang telah sekian lama bersama Yesus secara langsung masih belum
tahu juga berdoa.
Mereka
masih meminta agar Yesus mengajari mereka berdoa. “Pada suatu kali Yesus sedang
berdoa di salah satu tempat. Ketika Ia berhenti berdoa, berkatalah seorang dari
murid-Nya kepada-Nya: “Tuhan ajarlah kami berdoa, sama seperti yang diajarkan
Yohanes kepada murid-muridnya” (Lukas 11:1).
Lalu Yesus
pun mengajari mereka berdoa dengan memberitahukan kepada mereka agar mereka
berdoa dengan apa yang biasa disebut dengan “Doa Bapa Kami”.
Agar kita
tahu berdoa berarti kita harus belajar berdoa. Pertama-tama kita berdoa agar
Yesus mengaruniai kita Roh Doa.
Karena
tanpa tuntunan Roh Doa, kita tidak tahu berdoa. Rohlah yang berdoa untuk kita
kepada Tuhan. Kita berdoa untuk mengingatkan Tuhan agar Dia mencurahkan Roh-Nya
bagi kita, seperti yang pernah Ia janjikan kepada keluarga Daud mengenai
Roh-Nya. "Aku akan mencurahkan Roh pengasihan dan Roh permohonan atas keluarga
Daud dan atas penduduk Yerusalem, …” (Zakharia 12:10).
Marilah
kita berdoa setiap hari untuk mengigatkan Yesus agar Dia mengaruniakan kepada
kita Roh-Nya, sambil kita mempersiapkan diri tentunya.
Persiapkanlah
diri saudara agar layak didiami Roh Kudus. Lakukanlah dan penuhilah
syarat-syarat untuk layak menerima Roh Kudus.
Khusus
bagi saudara yang baru menerima Yesus Kristus sebagai Juru Selamat pribadi
saudara, sebaiknya saudara meminta kepada hamba Tuhan agar saudara memperoleh
baptisan air sebagai tanda pertobatan saudara.
Bagi
saudara yang masih belum terbiasa dalam dunia doa, atau belum mengetahui banyak
tentang doa, belajarlah berdoa sedikit demi sedikit.
Berdoalah
setiap hari, mintalah kepada Yesus agar saudara mendapatkan Roh Doa.
Tuhan
telah mengingatkan kita dalam hal doa agar kita jangan berdoa seperti orang
munafik. "Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik.
Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada
tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya” (Matius 6:5).
Tuhan juga
mengingatkan kita agar doa kita tidak bertele-tele seperti kebiasaan orang yang
tidak mengenal Tuhan. “Lagi pula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele
seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena
banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan” (Matius 6:7 ).
Sementara
saudara masih belajar berdoa maka sebaiknya saudara berdoa seperti doa yang
diajarkan oleh Tuhan Yesus, yakni Doa Bapa Kami, dalam injil Matius: “Karena itu
berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu,
jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. Berikanlah kami pada hari ini
makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti
kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa
kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat. [Karena
Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya.]
Amin” (Matius 6:9-13).
Bila
saudara belajar berdoa sebaiknya belajarlah kepada Tuhan Yesus. Berdoalah
setiap hari memohon kepada Tuhan agar saudara dikaruniai Roh Kudus, dan Dialah
yang akan menuntun saudara berdoa.
Dan bila
saudara harus memerlukan tuntunan dari seseorang, carilah orang yang sudah
mengerti tentang doa, dan yang sudah dipenuhi Roh Kudus agar dia bisa
memberikan arahan sesuai pengalamannya bagaimana dia dituntun oleh Roh Kudus
untuk berdoa.
Belajar
berdoa berarti harus belajar mendengarkan suaraTuhan
Berdoa
berarti berkomunikasi dengan Tuhan. Berkomuniaksi dengan Tuhan berarti kita
berbicara kepada Tuhan dan kita pun mendengarkan Dia berbicara kepada kita.
Tidak
mungkin kita bisa berdoa jika kita tidak bisa mendengarkan suara Tuhan. Belajar
berdoa berarti kita belajar mendengarkan suara Tuhan.
Banyak
orang bertanya, “Apakah Tuhan masih berbicara kepada kita pada zaman sekarang
ini? Apakah Tuhan mau berbicara secara pribadi kepada saya? Apakah saya bisa
mengerti bila Tuhan bicara kepada saya?”
Jawaban
terhadap pertanyaan-pertanyaan di atas adalah “Ya”. Tuhan masih tetap dan terus
berbiara kepada kita hingga kehendak-Nya terlaksana dalam hidup kita.
Tuhan
berbidcara kepada kita baik secara logos, yakni melalui Firman Tuhan maupun
secara audible, dengan suara yang
bisa kita dengar.
Secara
logos dalam Firman Tuhan dikatakan: “Domba-somba-Ku mendengar suara-Ku dan Aku
mengenal mereka dan mereka mengikut Aku” (Yohanes 10:27).
Nats ini
dengan jelas menyatakan kepada kita bahwa kita sebagai domba gembalaan Allah
mendengar suara-Nya.
Kita harus
percaya bahwa Allah kita mengenal kita dengan baik. Dia bahkan mengenal kita
lebih baik dari pada kita mengenal diri kita sendiri.
Kita
mengikut Tuhan, artinya bahwa kita menuruti perkataan-Nya dan melakukannya
dalam hidup kita.
Bila kita
belum bisa mendengarkan Tuhan bukan berarti Tuhan tidak berbicara kepada kita.
Mungkin kitalah yang belum bisa mendengarkan Dia berbicara kepada kita.
Kita harus
belajar mendengarkan Dia sehingga kita sungguh bisa berdoa. Jika kita ingin
bisa berdoa dengan benar, dalam artian kita bisa mendengarkan suara Tuhan maka
kita harus benar-benar belajar mendengarkan suara Tuhan.
Kita harus
mengetahui bagaimana cara Tuhan berbicara kepada kita. Firman Tuhan menyatakan:
“Karena Allah berfirman dengan satu dua cara, tetapi orang tidak memperhatikan-nya”
(Ayub 33:14).
Orang yang
berdoa berarti orang yang mengenal Tuhan dengan benar. Tidak mungkin kita bisa
berkomunikasi dengan seseorang yang belum kita kenal dengan baik.
Kita tidak
mungkin bisa terlebih mengajukan permohonan untuk meminta hal yang sangat
berharga dari orang yang belum kita kenal dengan baik. Belajar berdoa berarti
saudara juga harus mengenal Tuhan yang saudara sembah yang kepada-Nya saudara
menaikkan doa.
Bacalah
Firman Tuhan untuk mengenal Tuhan dengan benar. Kenalilah Tuhan dengan
sifat-Nya, karakter-Nya, kuasa-Nya, keilahian-Nya, kemuliaan-Nya, dan
kehendak-Nya.
Berdoalah
setiap hari kepada Tuhan, naikkan pujian untuk menyembah dan memuliakan Dia.
Mintalah kepada Tuhan pengetahuan tentang Dia, dan pengertian tentang
Firman-Nya.
Dengan
demikian saudara akan memiliki pengetahuan dan pengertian yang benar tentang
Tuhan. Sesuai Firman Tuhan yang disampaikan oleh rasul Paulus: “dan meminta kepada
Allah Tuhan kitaYesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu
Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar” (Efesus 1:17).
Yang
dimaksud dengan Roh hikmat adalah Roh yang memberikan kita hikmat. Hikmat
adalah takut akan Tuhan, atau takut akan Tuhan adalah permulaan hikmat. Hikmat
adalah pengetahuan tentang Tuhan, dan pengertian tentang Firman-Nya.
Belajar
berdoa berarti belajar fokus hanya kepada Yesus Kristus.
Yohanes 3:14-15
Apakah
yang dimaksud dengan fokus hanya kepada Yesus Kristus?
Fokus
berarti pikiran kita hanya terarah ke satu titik saja. Fokus kepada Yesus
Kristus berarti hati dan jiwa kita terarah hanya kepada Yesus Kristus.
Kita
berserah sepenunya kepada Yesus Kristus. Kita percaya sepenuhnya hanya kepada
Yesus Kristus. ...
Misalnya,
bila sesuatu terjadi atas diri kita. Katakanlah salah satu anggota keluarga
kita sakit. Apakah kita akan terlebih dahulu menelepon saudara dekat kita
memberitahu dia tentang saudara kita yang sakit?
Apakah
kemudian kita menelepon dokter terlebih dahulu untuk minta pertolongan?
Setelah
itu tidak dapat menolong baru kemudian kita berdoa minta tolong sama Tuhan?
Dengan
cara ini jelas bahwa kita tidaklah fokus sama sekali dengan Tuhan.
Fokus
kepada Tuhan Yesus Kristus berarti kita akan terlebih dahulu datang kepada
Tuhan dalam doa kita untuk minta pertolongan dan hikmat sehingga kita tahu
harus berbuat apa tentang masalah yang kita sedang hadapi.
Fokus
hanya kepada Yesus Kristus berarti kita percaya sepenuhnya hanya kepada-Nya.
Kita berserah hanya kepada-Nya. Dan berharap hanya kepada-Nya.
Firman
Tuhan menyatakan: “Biarlah matamu memandang terus ke depan dan tatapan matamu
tetap ke muka. Tempuhlah jalan yang rata dan hendaklah tetap segala jalanmu.
Janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, jauhkanlah kakimu dari kejahatan”
(Amsal 4:2527).
Dari nats
Firman Tuhan ini dapat kita ketahui dengan jelas bahwa jika kita menaruh
percaya sepenuhnya hanya kepada Tuhan, berharap hanya kepada-Nya berarti kita
harus belajar tetap fokus kepada Yesus Kristus.
Pengertian
fokus kepada Yesus Kristus tidak hanya dalam doa tetapi juga dalam menjalani
hidup.
Apapun
yang menjadi kehendak Tuhan untuk kita lakukan, lakukanlah itu dengan taat dan
tekun. Tidak hanya fokus tetapi kita harus melakukannya di dalam nama Tuhan
Yesus Kristus, dan oleh Dia.
Seperti
dikatakan oleh rasul Paulus: “namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri
yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang
kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang
telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku” (Galatia 2:20).
Jadi jika
kita fokus kepada Yesus Kristus berarti kita hidup oleh iman dalam Yesus
Kristus sendiri. Dan segala kehendak-Nya yang kita lakukan adalah oleh Dia di
dalam Rohnya yang ada di dalam kita. Dialah yang melakukannya melalui kita.
Belajar
berdoa berarti belajar untuk hidup dalam Roh dan dipimpin oleh Roh Kudus.
Galatia
5:16; Galatia 5:18
Hidup di
dalam Roh berarti kita hidup dalam kuasa Roh Kudus. Jika kita memang
betul-betul hidup kita dikuasai oleh Roh Kudus berarti kita pun pastilah berdoa
dalam Roh. Berdoa di dalam Roh bukanlah pendapat manusia, dan bukan juga saran
atau pendapat saya.
Berdoa di
dalam Roh adalah pernyataan Firman Tuhan: “dalam segala doa dan permohonan.
Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu
dengan permohonan yag tak putus-putusnya untuk segala orang kudus,” (Efesus
6:18).
Berdoa di
dalam Roh berarti kita memanjatkan doa kita atas tuntunan Roh Kudus. Mulut kita
berbicara menyampaikan kepada Tuhan apa yang dikatakan Roh Kudus dalam hati
kita. Bukan apa yang kita pikirkan, atau bukan apa yang kita inginkan sendiri.
Orang yang
berdoa dipimpin oleh Roh Kudus berarti dia selalu menantikan Hadirat Tuhan
dalam Roh Kudus untuk menyatakan dalam hatinya apa yang akan ia doakan.
Jika kita
melakukan sesuatu atau berdoa berarti apa yang kita lakukan atau doakan
haruslah sesuai dengan kehendak Tuhan.
Tuhan
hanya mau mendengar dan mengabulkan doa yang sesuai dengan kehendak-Nya. Bukan
kehendak kita sendiri. Pada saat murid-murid Yesus pun pernah mengalami
kegagalan dalam beroda.
Artinya
doa mereka tidak dijawab karena mereka mengandalkan pikiran mereka sendiri.
Setelah mereka menyadari dan karena Yesus menegur
mereka atas kegagalan doa mereka maka mereka meminta agar Yesus mengajari
mereka berdoa. Yesus pun mengajari mereka agar mereka berdoa sesuai dengan
kehendak Bapa di Surga.
Yesus pun
mengajarkan kepada mereka doa yang sering disebut dengan “Doa Bapa Kami”
(Matius 6:9-13). Bunyi doa ini benar-benar menyatakan kehendak Allah. “Bapa
kami yang di surga, dikuduskanlah nama-Mu, datangah kerajaan-Mu, jadilah
kehendak-Mu di bumi seperti di surga” (Matius 6:9-10).
Dari bunyi
nats yang menjadi doa ini jelas bahwa hanya kehendak Tuhanlah yang jadi di bumi
sesuai dengan apa yang telah dirancang Tuhan di surga. Bukan kehendak manusia
atau rancangan manusia.
Jika
kehidupan doa kita tidak dipimpin oleh Roh Kudus, kita sering kali menjadi
larut dalam pikiran kita sendiri.
Kita
mengikuti kehendak kita sendiri. Dengan demikian kita menyadari semua persoalan
dan masalah kita.
Lalu kita
datang kepada Tuhan dalam doa dengan menyampaikan seluruh persoalan kita
semata.
Tidak ada
salahnya memang jika kita menyampaikan persoalan dan masalah kita kepada Tuhan.
Tetapi ketahuilah bahwa Tuhan telah menyatakannya bahwa Dia lebih mengetahui
tentang kita dan masalah kita dari pada kita sendiri.
Sebelum
kita berseru kepada-Nya, Dia telah lebih dahulu menyediakannya.
Kita
sering hanya fokus dengan diri kita dan persolan kita sendiri. Kita lupa untuk
mencari kehendak Tuhan dalam hidup kita karena kita tidak hidup dalam Roh.
Kita tidak
menghiraukan pimpinan Roh Kudus dalam hidup kita. Jika kita tidak belajar
berdoa agar dipimpin oleh Roh, kita akan selalu berdoa dengan cara orang yang
tidak mengenal Tuhan.
Mereka
akan memperlakukan Tuhan sebagai kotak pos tempat melaporkan seluruh keluhan
dan saran kita kepada-Nya.
Setiap
orang yang berdoa dipimpin oleh Roh Kudus akan menyatakan kehendak Allah dalam
kehidupan doanya.
Kita dapat
mengetahui kehendak Tuhan dalam hidup kita bila hal itu sesuai dengan Firman
Tuhan.
Kehendak
Tuhan dalam hidup kita adalah agar kita percaya sepenuhnya hanya kepada-Nya.
Tuhan
menghendaki agar kita mempercayai Dia mengurusi semua urusan dan kebutuhan
jasmani dan rohani kita.
Tuhan
menghendaki agar kita fokus dengan keperluan rohani kita. Karena jika keperluan
rohani kita telah kita bereskan maka Tuhan pun akan mengurusi semua keperluan
jiwani dan tubuh kita.
Tuhan
menghendaki kita berdoa untuk kepentingan orang lain, khususnya kepentingan
keselamatan akan kehidupan kekal mereka.
Tuhan
menghendaki kita untuk berdoa dan bekerja untuk pengembangan kerajaan-Nya di
bumi seperti di surga.
Belajar
berdoa berarti belajar mengucap syukur.
Belajar
berdoa berarti belajar mengucap syukur. Tidak ada alasan bagi kita untuk tidak
mengucap syukur kepada Allah.
Kita bisa
hidup saja pun merupakan kasih kemurahan Tuhan kepada kita. Kita wajib dan
harus mengucap syukur dan memuliakan nama-Nya.
Mengucap
syukur dan memuliakan nama Tuhan adalah tugas kita sebagai orang peracaya.
Rasul
Paulus dalam suratnya yang dia tuliskan kepada setiap jemaat yang ia gembalakan
mengajarkan agar mereka senantiasa mengucap syukur kepada Allah dalam nama
Tuhan Yesus Kristus. “Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama
Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita” (Efesus 5:20).
Bila kita
membaca surat-surat rasul Paulus, kita dapat melihat bahwa pelayanannya selalu
diwarnai dengan ucapan syukur. Bahkan dengan ucapan syukur yang melimpah.
Surat
rasul Paulus kepada jemaat di Kolose, Paulus menyatakan agar mereka melimpah
dengan ucapan syukur. “Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas
Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu,
dan hendaklah hatimu melimpah dengan ucapan syukur” (Kolose 2:7).
Dari nats
Firman Tuhan ini dapat kita ketahui dengan jelas bahwa ucapan syukur yang
ditekankan oleh rasul Paulus kepada seluruh jemaat yang ia gembalakan dan juga
kepada kita bukan hanya merupakan perkataan kebiasaan semata tetapi merupakan
kewajiban dan pekerjaan kita sebagai orang percaya.
Selanjutnya
rasul Paulus menyatakan, “Segala sesuatu yang kamu lakukan itu, baik dengan
perkataan maupun dengan perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus,
sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita” (Kolose 3:17).
Pokoknya
tidak ada alasan bagi kita untuk tidak mengucap syukur. Terlebih dalam doa-doa
yang kita panjatkan kepada Tuhan. Kita memang harus mengucap syukur karena
hal itu merupakan kehendak Allah.
Rasul
Paulus sangat menekankan hal ini, seperti dinyatakannya, “Mengucap syukurlah
dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus
bagi kamu” (1 Tesalonika 5:18).
Kita
diajarkan untuk mengucap syukur karena kita wajib mengucap syukur kepada Allah
kita. Segala sesuatu yang Tuhan ciptakan dan yang dianugerahkan kepada kita
adalah baik adanya.
Tidak ada
sesuatu pun yang tidak baik atau yang haram apa yang dicipakan Allah bagi kita
asal kita menerimanya dengan ucapan syukur.
Demikianlah
Firman Tuhan menyatakannya, “Karena semua yang diciptakan oleh Allah itu baik
dan suatupun tidak ada yang haram, jika diterima dengan pengucapan syukur” (1
Timotius 4:4).
Jadi jelaslah
bahwa segala sesuatu yang Tuhan anugerahkan kepada kita adalah baik adanya.
Yang tidak baik adalah jikalau kita tidak mengucap syukur atas apa yang kia
telah terima dari Dia.
Berdoalah
dengan penuh pengucapan syukur dalam Kristus Yesus kepada Allah, Bapa
kita.
Belajar
berdoa berarti belajar untuk tidak khawatir.
Apakah
yang dimaksud dengan khawatir? Khawatir adalah kata lain dari pada cemas.
Khawatir berarti takut kalau-kalau tidak dapat mencapainya, atau takut
kalau-kalau tidak dapat menperoleh atau menjangkaunya.
Boleh
dikatakan bahwa khawatir merupakan ketakutan yang berebihan karena sesungguhnya
apa yang dicemaskan belum dihadapi. Misalnya tentang hari besok. Hari besok
berarti belum tiba.
Masih
dalam penantian tetapi banyak orang khawatir tentang hari-hari mendatang yang
mereka belum tentu hadapi.
Mengenai
hal ini, Yesus telah menasehatkan kita: “Sebab itu janganlah kamu khawatir akan
hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari
cukuplah untuk sehari” (Matius 6:34).
Melalui
nats ini Yesus menaehati kita agar kita menjalani hidup ini hari demi hari
dengan belajar berdoa – belajar untuk tidak khawatir.
Kita tidak
perlu khawatir. Kita harus percaya bahwa Yesus Kristus mengasihi kita. Dia
telah memberikan kepada kita Damai Sejahtera-Nya sendiri.
“Damai
sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa
yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah
gelisah dan gentar hatimu” (Yohanes 14:27).
Lawan kata
dari khawatir adalah damai sejahtera. Damai sejahtera berasal hanya dari Tuhan
Yesus Kristus. Dalam artian bahwa jika kita khawatir berarti kita tidak ada
damai sejahtera.
Kita tidak
memiliki damai sejahtera karena kita tidak menerimanya dari Yesus Kristus.
Karena dalam nats Firman Tuhan di atas jelas dikatakan bahwa Yesus Kristus
sendiri memberikan damai sejahtera kepada kita.
Dia
meninggalkan damai sejahtera-Nya bagi kita. Berarti tidak ada alasan bagi orang
beriman untuk khawatir.
Waspadalah
terhadap kekhawatiran kita! Dalam doa kita mengatakan bahwa kita percaya kepada
Tuhan. Setelah selesai berdoa lalu kita khawatir karena kita memikirkan kembali
persoalan dan masalah kita.
Ketahuilah
saudaraku! Bila kita khawatir berarti kita telah membuktikan bahwa kita
sebenarnya tidak percaya kepada Tuhan.
Orang yang
percaya kepada Tuhan tidak ada kekhawatiran. Karena Tuhan Yesus sendiri yang
mengatakan agar kita tidak khawatir. “Janganlah hendaknya kamu khawatir tentang
apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah
dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur” (Filipi 4:6).
Belajar
berdoa berarti belajar menjadi orang beriman.
Berdoa
berarti mengahampiri Tuhan dengan sikap rendah hati, hati yang remuk, dan
dengan iman.
Tuhan
tidak melihat kata-kata atau bahasa yang kita gunakan dalam doa. Apalagi dengan
bahasa yang bertele-tele. Tuhan tidak menginginkan doa yang rumit.
Tuhan
melihat hati yang tulus dengan kelemahannya. Tuhan tidak melihat emosi kita
atau rawut wajah kita, tetapi Dia mencari iman yang sanggup mempengaruhi dunia
roh yang tidak tampak oleh visi jasmani kita.
Tuhan
melihat ketulusan dan ketaatan kita terhadap Dia, Tuhan tidak melihat ketetapan
dan peraturan manusia yang rumit seperti ritual kebiasaan sebuah gereja yang
tidak dipimpin oleh Roh Kudus.
Apakah
iman itu? Bagaimana iman menjadi landasan doa yang dijawab oleh Tuhan?
Defenisi
tentang iman ada tertulis dalam Ibrani 11:1: “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti
dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.”
Dari nats
Firman Tuhan ini juga kita dapat mengetahui bahwa iman merupakan landasan atau
dasar pengharapan dan bukti dari apa yang belum kelihatan.
Melalui
imanlah Tuhan merespon dan menjawab doa kita. Karena tanpa iman tidak mungkin
orang berkenan kepada Allah.
Bagaimana
kita memperoleh iman itu?
Iman
merupakan karunia dari Allah kepada setiap orang percaya. Pada saat kita
menyatakan percaya kepada Allah dalam Yesus Kristus kita telah memperoleh Roh
Kudus dalam hati kita.
Roh
Kuduslah yang membuat kita percaya dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan
juru selamat kita.
Lebih
jelas lagi bahwa iman adalah salah satu karunia Roh. Mengenai hal ini
ditegaskan dalam 1 Korintus 12:9: “Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan
iman,”
Roh
Kuduslah yang memberikan kepada kita iman. Belajar berdoa berarti belajar
memperoleh iman, dan harus dikembangkan.
Bagaimana
iman kita bisa menjadi besar?
Iman kita
akan bertumbuh jika Firman Tuhan ada dalam kita. “Jadi, iman timbul dari
pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus” (Roma 10:17).
Iman kita
akan timbul dan menjadi besar bila kita memahami Firman Tuhan dan menerapkannya
dalam kehidupan doa kita.
Belajar
berdoa dengan iman bukan berarti kita tidak menghadapi tantangan. Iblis akan
selalu menyerang kita lewat pikiran kita dengan menanamkan keraguan,
kebimbangan, dan ketidak percayaan.
Keraguan
dan kebimbangan disusupkan dengan mengalihkan perhatian dan pemahaman kita
mengenai Firman Tuhan.
Bila
pemahaman kita tentang Firman Tuhan lemah maka iman kita akan goyah.
Untuk
memenangkan iman kita maka kita harus dengan tangkas menggunakan senjata perang
kita, yakni pedang Roh – Firman Tuhan.
Kita tidak
boleh sekali-kali terlalu memperhatikan masalah kita. kita harus melawan
keraguan dan ketidak percayaan kita dengan iman yang tertuju kepada Yesus
Kristus.
Demikianlah
rasul Paulus mengajak kita dengan mengatakan: “Marilah kita melakukannya dengan
mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa
iman kita itu kepada kesempurnaan, …” (Ibrani 12:2).
Iman akan
menjadi sempurna dan bekerja dengan luar biasa oleh kasih dalam Yesus Kristus.
Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa Allah berkenan kepada kita dan mau mendengar dan
menjawab doa kita bukan karena bagusnya kata-kata doa kita, bukan karena
kesediahan yang tergambar dalam wajah kita, bukan karena aturan keagamaan yang
diterapkan dalam organisasi gereja.
Allah
berkenan menjawab doa kita karena Roh Kudus dan iman ada dalam hati kita. Hanya
karena iman yang bekerja oleh kasih merupakan dinamika rohani yang menggerakkan
Tuhan merespon dan mengabulkan doa-doa kita.
*****
Doa kami tulisan yang kami sajikan ini menjadi berkat bagi
saudara.
Terima kasih, saudara
telah membaca tulisan
yang disajikan oleh Ev.
Heldin Manurung dalam website ini. Tuhan Yesus Kristus memberkati saudara.
Amin!